Tiga Golongan Manusia

Allah Maha Baik dan mencintai kebaikan, begitu kira-
kira ungkapan santun yang sering kita dengar. Ke-
Mahabaikan Allah Swt tentu tecermin dalam salah satu
dari 99 namanya yaitu Al-Barr (Dzat Yang Maha Baik).
Karena ‘baik’nya Allah jugalah, Dia masih
menganugerahi kita nikmat yang takkan pernah dapat
dihitung, kendati kita sering lalai untuk mensyukurinya.
Pada akhirnya, sifat manusia yang sering ‘lalai’ itulah
yang menjadi sebab meruginya kita di hari pembalasan.
Selain sifat lalai, Allah telah mengkategorikan tiga
golongan manusia dalam surah Fathir ayat 32.
“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang
yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di
antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri
dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara
mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan
dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia
yang Amat besar.” (Qs. Fathir: 32)
Allah menggunakan tiga istilah golongan manusia dalam
surah Fathir di atas. Pertama, golongan hamba-Nya yang
zalim. Kedua, golongan muqtashid. Ketiga, golongan
saabiq bil khairaat.
Adapun golongan pertama (zalim), Syekh Nawawi
memberikan definisi bahwa golongan ini ialah hamba-
hambaNya yang dosanya lebih banyak ketimbang
perbuatan baiknya. Golongan kedua, yaitu muqtashid,
memiliki definisi bahwa orang yang perbuatan baik
sebanding dengan perbuatan buruk. Terakhir, golongan
saabiq bil khairaat, ialah hamba-hambaNya yang
senantiasa bersabar dalam ketaatan serta
memprioritaskan kebaikan.
Ketiga golongan ini juga diungkapkan Imam Al-Ghazali
dalam kitab Minhaajul ‘Abidiin , bahwa kategori dzalim
inilah yang paling merugi karena dahulu semasa di
dunia, mereka banyak memperturutkan hawa nafsu,
berbuat dosa pada Allah dan sesama serta enggan
bertobat.
Sedangkan golongan kedua, karena antara perbuatan
baik dan dosanya seimbang, maka hak Allah
sepenuhnya, apakah ia masuk surga atau dicampakkan
ke dalam neraka. Sedangkan golongan ketiga, Allah Swt
akan memberikan sebaik-baiknya ganjaran, sesuai
dengan ayat selanjutnya dalam surah yang senada.
“(Bagi mereka) syurga 'Adn mereka masuk ke dalamnya,
di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-
gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian
mereka didalamnya adalah sutera. Dan mereka berkata:
"Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka
cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan Kami benar-benar
Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri. yang
menempatkan Kami dalam tempat yang kekal (surga) dari
karunia-Nya; didalamnya Kami tiada merasa lelah dan
tiada pula merasa lesu". (Qs Fathir 33-35)
Kiranya, momen ramadhan ini ialah saatnya kita
melakukan perbaikan. Memperbaiki hubungan dengan
Allah juga antar sesama. Perbaikan hubungan dengan
Allah dapat berupa keyakinan (I’tiqad) yang tinggi dan
tanpa keraguan pada Allah, serta peningkatan dan
kekhuyusuan ibadah.
Sedangkan dalam perbaikan hubungan manusia, di
antaranya gemar berprasangka baik, tidak menganiaya
dan menzalimi mereka. Dengan penyeimbangan kedua
hubungan inilah, semoga Allah memasukkan kita ke
dalam orang-orang yang senantiasa memprioritaskan
kebaikan (saabiq bil khairaat), atas izin Allah. Aamiin...

Komentar

Postingan Populer